Minggu, 09 Juni 2013

Pendakian Gunung Slamet Track Bambangan


PENGALAMAN PRIBADI
Gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa, Gunung Slamet. Gunung ini memiliki ketinggian 3428 mdpl terletak di 5 Kabupaten (Purbalingga, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Pemalang) di Provinsi Jawa Tengah. Secara resmi gunung ini memiliki 6 jalur pendakian, dalam kesempatan kali ini kami memilih Jalur Bambangan (Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga).
menurut mitos yang beredar di sekitar kawasan lereng gunung Slamet ada 4 orang yang bekerja menjaga kondisi di sekitar Gunung slamet
  1. yang pertama Warsitosekang desa Sirameng sing ngewarisi sekang buyute Nini Manten Sarak juru kunci perempuan di jaman Belanda keturunan pertama juru kunci dari desa Siremeng. 
  2. Juru kunci kedua Sumedi, keturunan Mbah Naprawi, juru kunci dari Bambangan.
  3. Ketelu, Warjono, dari Jurang mangu, Kecamatan Pulosari Kabupaten pemalang 
  4. juru kuci yang ke empat Karsad dari Dukuh Liwung, Guci Tegal

Catatan perjalan kali ini akan menceritakan tentang Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Di jalur ini kami telah pendakian lebih dari empat kali dengan kelompok yang berbeda dan jumlah anggota yang tidak sama

pendakian yang saya lakukan di gunung slamet ada 6 kali pendakian
  1. bersama grup PLASMANSA sma 1 jeruklegi cilacap acara bersih GUNUNG 1996 dengan jumlah pendaki 15 orang 5 diantaranya merupakan pembina
  1. pelantikan anggota WARPALAP “wadah remaja pecinta alam cilacap” GENERASI pertama bulan JUNI 1997 dimana termasuk saya sebagai pendiri dengan jumlah anggota pendakian 38 orang 2 pembina 3 orang tokoh masarakat dan 5 orang TAMU dari pecinta alam yang lain dan tentunya 10 orang ini menjadi tanggungan kami karena kami yang mengundang mereka dalam acara ini.
  1. Gabungan antara beberapa grup pecinta alam di cilacap dalam rangka silahturahmi dan merayakan tahun baru 1998 di antaranya WARPALAP bersama grup WANAPALAS,GARPA,PLASMANSA,YOSIPA... serta beberapa grup yang lainnya dengan jumlah sekitar 100 lebih yang terbagi menjadi 5 kelompok
  1. acara pelantikan anggota WARPALAP yang kedua pada tahun 1999 dengan jumlah anggota yang di lantik 45 orang dan Anggota SATINLA satuan inti warpalap berjumlah 32 orang total keseluruhan 72 orang dengan jumlah laki laki 40 orang dan perempuan 37 kami menyewa kendaraan bus sendiri dan beberapa di antaranya menggunakan kendaraan pribadi atau berangkat dulu 1 hari sebelumnya dan menunggu kami di basecamp bambangan
  1. acara bersih gunung gabungan seluruh pecinta alam cilacap pada tahun 2000 dan sekaligus merayakan TAHUN BARU dan kelompok saya terdiri dari 5 orang (gunawan s,agus gembur,ani pamungkas,yanto toret dan yoga setio raharjo)
  1. pendakian bersama antara dua kelompok pecinta alam dalam rangka survei lokasi pelantikan anggota SERMASPALA maos 2002 dari WARPALAP 2 orang yaitu saya dan yono dan dari sermaspala 5 orang dan kebetulan mereka kakak kelas saya di AKPER serulingmas MAOS

sudah barang tentu setiap pendakian kita di wajibkan lapor kepada pihak berwenang untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan mulai dari orang tua yang sudah barang tentu ada ijin tertulis disertai tanda tangan serta cap organisasi serta tanda tangan dari ketua regu dan pengurus.

setelah mendata keseluruhannya maka kami melampirkan ijin perjalanan dari pihak POLSEK di mana BASE CAMP beralamat serta KORAMIL serta diketahui desa serta kecamatan.
Kami berangkat dari cilacap tepatnya mulai dari terminal cilacap kami menumpang bus jurusan purwokerto sesampainya di purwokerto kami lanjutkan naik bus jurusan purbalingga
Bobotsari dan turun di pertigaan Serayu dengan waktu tempuh selama 1 jam Selanjutnya menumpang mobil carry yang akan mengantarkan kita ke depan basecamp dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. yang mengarah ke desa bambangan.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 5 jam, kami pun tiba di Purbalingga.
Bambangan merupakan desa terakhir sebelum gerbang pendakian menuju Gunung Slamet. Di Bambangan terdapat dua tempat untuk menginap yaitu, Pondok Pemuda dan Basecamp tempat pendataan bagi pendaki.

Sebelum memulai pendakian, kami berdoa terlebih dahulu agar diberi keselamatan setelah
Ba’da magrib, pendakian dimulai. Masih segar dalam ingatan saya trek gunung slamet ini. Awal trek dari basecamp lumayan sih, jalan setapak berlumpur dan licin. Melewati ladang penduduk dan sesekali menyeberangi sungai kecil. Hanya 1 jam perjalanan dari basecamp,
Diawal pendakian setelah keluar dari batas desa kami memasuki perkebunan dimana terbentang luas hasil bumi penduduk sekitar,jalan yang kami lalui cukup lumayan di sebeblah kiri kami terdapat sungai kecil yang mengalir di setelah kami menyebrangi jembatan kecil memasuki ladang tanaman penduduk dihadapkan tanjakan yang cukup curam untuk sampai Pintu Gerbang

Pendakian Sekitar 20 menit berjalan kami tiba di suatu lapangan Dari sini kita mengambil jalan ke kanan mengikuti jalan setapak Setelah 10 menit berjalan, kanan-kiri jalan sudah bukan ladang warga lagi tetapi dipenuhi dengan pohon pinus. Kurang dari 5 menit sebelum tiba di Pos 1

POS 1 (GARDU PANDANG)
Pos 1 berada pada ketinggian sekitar 1935 mdpl, memiliki bedeng yang terbuat dari seng. Bedeng/shelter ini dapat dijadikan sebagai tempat berteduh bagi pendaki. Di dalam bedeng, bisa muat sekitar 2 tenda berkapasitas 5 orang kondisi Pos 1 masih seperti dulu, beratap dan berdinding seng yang tampak kokoh, terdapat beberapa bangku panjang yang dapat digunakan untuk duduk maupun tiduran. Tenda besar dapat didirikan didalam bangunan, kalopun tidak mendirikan tenda, 50 pendakipun sanggup ditampung di dalam bangunan ini. Disini kami mendirikan tenda.

POS 2 (PONDOK WALANG)
Pos 2 berada pada ketinggian 2220 mdpl. Medan yang ditempuh dari Pos 1 lumayan licin dan terjal. Perjalanan menuju Pos 2 ini mengawali langkah pertama memasuki hutan yang ditumbuhi pohon-pohon khas hutan tropis. Pos 2 memiliki lahan yang cukup luas, cukup untuk 5-6 tenda.

POS 3 (POS CEMARA)
Pos 3 dengan ketinggian 2465 mdpl memiliki area yang lebih kecil dibanding Pos 2. Di pos ini hanya cukup menampung sekitar 2 tenda. Untuk mencapai Pos ini, medan yang harus dilalui dari pos 2 sedikit lebih ringan dari medan sebelumnya. Jalan luamyan landai.
POS 4 (SAMARANTU)
Di pos dengan ketinggian 2635 mdpl ini kita bisa melihat bekas kebakaran hutan yang terjadi sekitar bulan Agustus 2012 ini. Penanda pos ini adalah batang pohon tumbang bekas terbakar yang berada di sisi kiri pos. Di pos ini disarankan untuk tidak bermalam, karena di Pos selanjutnya (Pos 5) kondisi lebih memungkinkan untuk bermalam.. Medan untuk sampai di Pos ini kurang lebih sama dengan medan sebelumnya. Namun makin mendekati pos 4 ini kondisi yang akan kita rasakan adalah kegersangan.
POS 5 (PONDOK MATA AIR)
Pos yang memiliki ketinggian 2775 mdpl ini merupakan tempat favorit bagi pendaki untuk bermalam. Sesuai dengan namanya, di pos ini terdapat sumber air berupa sungai intermitten yang merupakan sungai musiman (hanya ada air ketika musim hujan). Jadi bagi pendaki yang mendaki di musim kemarau disarankan membawa perbekalan air yang lebih. Di Pos 5 ini terdapat bedeng yang dapat dijadikan tempat bermalam bagi pendaki. Selain itu terdapat tanah lapang di beberapa bagian.

POS 6
Perjalanan menuju Pos 6 ini vegetasi sudah mulai berkurang. Perubahan jenis vegetasi mulai terlihat. Selain itu banyak ditemukan pohon yang mati akibat kebakaran hutan. Setelah berjalan sekitar 20 menit, akhirnya kami sampai di pos 6. Pos 6 ini berada di tengah jalan dengan lahan yang kecil.

POS 7 (SYAMYANG KENDIT)
POS yang berada pada ketinggian 2990 mdpl merupakan pos terdekat dari puncak Gunung Slamet yang memiliki bedeng. Di dalam bedeng, kita bisa membangun 1 buah tenda. Selain itu, lahan di pos ini lumayan luas, bisa untuk mendirikan 7-9 tenda. Pos ini menjadi pos favorit lainnya bagi pendaki untuk bermalam.
sebenarnya ada 2 pos lagi sebelum sampai di Puncak Slamet, yaitu Pos 8 yang membutuhkan waktu 5 menit dari pos 7 dan Pos 9 dengan waktu tempauh sekitar 20 menit dari Pos 7)

PUNCAK SLAMET (3428 mdpl) 

Malam harinya kami mempersiapkan summit attac dan Kami berdoa selamat dalam menggapai cita cita dan tujuan kami dan Alhamdulillah sebelum pukul 04.00 dini hari tepatnya Pukul 03.30 WIB kami melakukan persiapan mendaki ke Puncak Gunung Slamet.

Medan yang dilalui untuk mencapai puncak cukup terjal dan berbahaya, karena medan yang dilalui terdiri dari bebatuan dan kerikil yang labil. Tak jarang batu sering jatuh akibat kurang kuat menahan beban pendaki. Oleh sebab itu pendakian menuju puncak ini harus ekstra hati-hati. Setelah berjalan sekitar 1 jam35 menit akhirnya kami tiba di titik tertinggi Jawa Tengah. Dari puncak terlihat gunung yang berdekatan yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Sementara di sisi lainnya berdiri dengan kokohnya Gunung Ciremai.

Di puncak terdapat kawah yang berdiameter cukup besar sedang mengeluarkan asap putih yang tebal. Sangat disarankan bagi para pendaki untuk turun dari puncak sebelum pukul 09.00 WIB, karena bila melewati jam tersebut biasanya puncak mulai ditutupi oleh kabut tebal yang akan menyulitkan pendaki (keberadaan kabut disini tidak bisa diprediksi dengan pasti). Selain itu untuk berjaga-jaga akan gas beracun yang mungkin masih dikeluarkan oleh kawah (kondisi angin juga mempengaruhinya)
Salam Rimba dari kami
Pantangan para pendaki gunung
Selanjutnya ada beberapa pantang yang tidak boleh dilanggar diantaranya tidak boleh mesum dan tidak boleh memegangi lutut menurut mitos pendaki yang memegangi lututnya maka dia tidak akan sampai ke puncak,selanjutnya adalah tentang hari hari yang tidak boleh untuk melakukan pendakian dan saya sendiri sudah membuktikannya saya sempat kesasar padahal saya hapal betul jalur itu mungkin karena saya berangkat malam hari suasana sedikit berkabut juga membuat pandangan mata menjadi beda....dan hari hari tersebut adalah Minggu Legi, Slasa Legi, Setu Paing, Minggu Paing. Selain hari hari itu maka pendaki bebas dan juru kunci dengan senang hati mengantarkan para pendaki dan para peziarah karena diantara mereka banyak dan luar jawa yang hanya ingin berziarah ke gunung slamet yang dulu terkenal dengan nama gunung AGUNG
Itinerary Pendakian:
  1. Basecamp (1575 mdpl) – Pondok Pemuda (Gapura Pendakian): 10 menit
  2. Pondok Pemuda – Lapangan Sepak Bola: 20 menit
  3. Lapangan Sepak Bola - Pos I / Pondok Gembirung (2220 mdpl): 30 menit
  4. Pos I - Pos II / Pondok Walang: 1 jam 3o menit
  5. Pos II – Pos III / Pos Cemara (2465 mdpl): 50 menit
  6. Pos III – Pos IV / Samarantu (2635 mdpl): 40 menit
  7. Pos IV – Pos V / Pos Air (2775 mdpl): 25 menit
  8. Pos V – Pos VI: 17 menit
  9. Pos VI – Pos VII / Samyang Kendit: 18 menit
  10. Pos VII – Puncak Gunung Slamet: 2 jam
  11. Puncak Gunung Slamet – Bibir Kawah: 5 menit


Catatan:
  • Perhatikan jalur pendakian menuju puncak, batu mudah jatuh jadi komunikasi antar pendaki harus terjaga.
  • Perhatikan jalur turun dari puncak, jangan terlalu kiri karena ada jurang, dan jangan terlalu kanan karena pasti tersesat.
  • Hindari turun setelah jam 09.00 WIB karena kabut tebal akan mulai menyelimuti kalur pendakian.
  • Pada Bulan Februari cuaca terburuk di Gunung Slamet.
  • Patangan untuk tidak membuang air kencing, air besar, ludah dan kotoran selama di jalur batu merah (Plawangan – Puncak) dikarenakan di tempat itu merupakan tempat suci.
  • No handphone yang bisa dihubungi di Basecamp Bambangan: Pak Suwandi: 085291182918 ,Pak Sugeng: 085726000335, Mas Didin: 085726666912.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dengar suara hati